TAKDIR

Saat kumulai menggoreskan tulisan ini, jam menunjukkan pukul 1.30 dini hari, baru saja aku mengakhiri obrolan via ponsel dengan adik iparku -Dia baru 20 hari ditinggal wafat oleh suami tercinta. Seperti biasa setiap kali ngobrol dia mengungkapkan kepedihan dan keperihan hatinya, dan seperti biasa pula saya berusaha menguatkan hatinya dan menganjurkan untuk ikhlas menerima. Sebenarnya setiap ngobrol dengannya, khususnya sejak kemalangannya, dalam hati kecilku sendiri mengatakan bahwa jika hal serupa menimpaku, belum tentu aku akan sekuat dia. Kebetulan saja saat ini adalah giliranku untuk menguatkannya.

Memang manusiawi bila adikku itu sangat merasa kehilangan, di usianya yang masih muda dengan tiga orang anak yang masih sangat membutuhkan perlindungan dan bimbingan orang tuanya, dan saat karir suami sebagai ketua DPRD sedang bagus-bagusnya dan pastinya saat kehidupan ekonominya sedang naik-naiknya. Namun Allah memiliki kepastiannya sendiri, yang bernama TAKDIR. Logika awam seolah Tuhan tak adil, mengambil sosok yang masih sangat dibutuhkan keluarganya... tapi mati adalah takdir, dan takdir berlaku dengan keniscayaannya yang hakiki, dan hanya Sang pemilik alam-lah Sang mengendali tombol on-off  nya.

Takdir memang tak dapat ditebak, dan lain orang lain pula takdirnya. Secara kebetulan sore ini aku keadatangan tamu menginap di rumahku, dia teman dan tetanggaku di tempat kelahiranku. kami berteman sejak kecil sehingga dia mempercayai aku sebagai teman curhatnya. Melihatnya muncul di depan pintu, aku terperanjat... subhanallah.. sosok yang layu ..raut wajah jauh lebih tua dibanding usia sebenarnya, tergambar penderitaan yang dalam sedang dialaminya. Ia datang ingin berbagi, katanya suaminya meninggalkannya demi perempuan lain. Akibatnya temanku itu harus menanggung sendiri nafkah dan segala keperluan dirinya dan ketiga anaknya.Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya ia menjajakan pakain dari kota sampai ke kampung. Lagi-lagi seolah Tuhan tak adil mempertemukan sepasang manusia dalam perjodohan, dan memisahkan kembali. Tetapi urusan jodoh juga adalah takdir, dan takdir tak dapat diintervensi oleh makhluk termasuk manusia.

Siapa nyana, episode kehidupan ummat manusia akan melewati fase-fase yang seolah tidak nyambung  satu sama lain. Adik iparku misalnya, tiba-tiba kehilangan seseorang yang selama ini mengawal keluarganya, sehingga ritme kehidupannya berubah drastis. Sebelumnya ia terbiasa disibukkan oleh aktifitas yang berhubungan dengan jabatan suaminya. sementara temanku,  serta merta menjadi orang tua tunggal yang sangat kesulitan memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Padahal sebelumnya ekonomi keluarganya lebih dari cukup dengan usaha dagang yang lumayan sukses.

hmmm...Hidup memang tidak hadir sesempurna angan manusia,  karena sejatinya hanya Allah lah sang pemilik kesempurnaan. Demikian gambaran tentang takdir orang-orang yang cukup dekat denganku.. Entah bagaimana pula takdir hidupku, hidup anda? siapa yang bisa membaca apa yang akan terjadi di sepersekian detik mendatang?? wallahu a'lam bis-shawab.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Baju Bodo Bugis